tugas komunikasi bukti sejarah

09.33



10   bukti sejarah majapahit 

1.       Serat Pararaton
Serat Pararaton, (bahasa Kawi: "Kitab Raja-Raja"), adalah sebuah kitab naskah Sastra Jawa Pertengahan yang digubah dalam bahasa Jawa Kawi. Naskah ini cukup singkat, berupa 32 halaman seukuran folio yang terdiri dari 1126 baris. Isinya adalah sejarah raja-raja Singhasari dan



2.       Sandyakalaning Majapahit

Sandyakalaning Majapahit (1933), roman sejarah dengan setting masa keruntuhan Majapahit, karya Sanusi Pane. Buku ini menceriterakan sebuah babak drama kehidupan di salah satu akhir dinasti  Majapahit, yang terjadi di masa akhir-akhir kejayaan Majapahit.



3.        Serat Darmagandhul



       adalah suatu karya Sastra Jawa Baru berbentuk puisi tembang macapat yang menceritakan jatuhnya Majapahit karena serbuan tentara Demak yang dibantu oleh Walisongo.Darmagandhul ditulis oleh Ki Kalamwadi, dengan waktu penulisan hari Sabtu Legi, 23 Ruwah 1830 Jawa (atau sangkala Wuk Guneng Ngesthi Nata, sama dengan 16 Desember 1900). Sebagian ada yang berpendapat bahwa pengarang sesungguhnya adalah Ronggowarsito dengan nama samaran Kalamwadi, yang dalam bahasa Jawa dapat pula berarti kabar (kalam) yang dirahasiakan (wadi). Karya ini ditulis dalam bentuk dialog yang terjadi antara Ki Kalamwadi dan muridnya Darmagandhul. Namun teori itu mudah terbantah, karena Ronggowarsito telah meninggal 29 tahun sebelumnya

 

4.      Prasasti Kudadu (1294 M)
Mengenai pengalaman Raden Wijaya sebelum menjadi Raja Majapahit yang telah ditolong oleh Rama Kudadu dari kejaran balatentara Yayakatwang setelah Raden Wijaya menjadi raja dan bergelar Krtajaya Jayawardhana Anantawikramottunggadewa, penduduk desa Kudadu dan Kepala desanya (Rama) diberi hadiah tanah sima.



5.      Prasasti yang menyinggung kisah pelarian R. Wijaya tetapi amat singkat adalah prasasti Sukamrta yang berangka tahun 1218 Saka (29 Oktober 1296). Prasasti ini memperingati penetapan daerah Sukamrta kembali menjadi daerah swatantra atas permohonan Panji Patipati Pu Kapat, yang hendak menirukan perbuatan ayahnya Panji Patipati.



6.       Kakawin

 ini menguraikan keadaan di keraton Majapahit dalam masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk, raja agung di tanah Jawa dan juga Nusantara. Bagian terpenting teks ini tentu saja menguraikan daerah-daerah wilayah kerajaan Majapahit yang harus menghaturkan upeti.Kakawin Nagarakretagama atau juga disebut dengan nama kakawin Desawarnana bisa dikatakan merupakan kakawin Jawa Kuna karya Empu Prapañca yang paling termasyhur. Kakawin ini ditulis tahun 1365, pertama kali ditemukan kembali pada tahun 1894 oleh J.L.A. Brandes


7.       Prasasti Katiden I (1392 M)

Menyebutkan tentang pembebasan daerah bagi penduduk desa Katiden yang meliputi 11 wilayah desa. Pembebasan pajak ini karena mereka mempunyai tugas berat, yaitu menjaga dan memelihara hutan alang-alang di daerah Gunung Lejar.


8.      Prasasti Canggu (1358 M)

Mengenai pengaturan tempat-tempat penyeberangan di Bengawan Solo. Prasasti Biluluk (1366 M0, Biluluk II (1393 M), Biluluk III (1395 M). Menyebutkan tentang pengaturan sumber air asin untuk keperluan pembuatan garam dan ketentuan pajaknya.



9.       Prasasti Wurare (1289 M)
Menyebutkan bahwa pada tanggal 21 September 1289 Sri Jnamasiwabajra, raja yang berhasil mempersatukan Janggala dan Panjalu, menahbiskan arca Mahaksobhya di Wurare. Gelar raja itu ialah Krtanagara setelah ditahbiskan sebagai Jina (dhyani Buddha).


10.   Prasasti Karang Bogem (1387 M)

Menyebutkan tentang pembukaan daerah perikanan di Karang Bogem.
Prasasti Marahi Manuk (tt) dan Prasasti Parung (tt)
Mengenai sengketa tanah, persengketaan ini diputuskan oleh pejabat kehakiman yang menguasai kitab-kitab hukum adat setempat.

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images